Membentuk Karakter Kerja Keras Dan Kreatif Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan Metode DASI MESI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membentuk karakter kerja keras dan kreatif melalui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi melalui metode pembelajaran DASI MESI (Dua Sisi Mencari Solusi) semester genap tahun pelajran 2021/2022. Penelitian ini dilakukan karena perubahan sosial masyarakat hipokrit sangat berpengaruh terhadap munculnya alienasi para siswa yang berakibat lemahnya motivasi belajar dalam membentuk karakter siswa. Ditambah pembelajaran sosiologi yang masih lebih banyak menggunakan metode diskusi dan presentasi setiap tema yang membuat motivasi belajar sosiologi siswa masih belum optimal.  Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sooko, Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan observasi. Data yang diperoleh berupa hasil angket dan hasil observasi dijadikan sebagai data primer. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode DASI MESI (Dua Sisi Mencari Solusi) dalam pembelajaran sosiologi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sooko, Kabupaten Ponorogo. Rata-rata motivasi belajar sosiologi siswa hasil observasi mengalami peningkatan dari pra tindakan sebesar 35,71% meningkat menjadi 64,29% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 81,43% pada siklus II yang menunjukkan kategori tinggi. Sejalan dengan itu, rata-rata hasil angket dari setiap siswa juga meningkat, yaitu dari pra tindakan sebesar 59,87% dengan kategori kurang meningkat menjadi 69,01% dengan kategori sedang pada siklus I, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 77,70% dengan kategori tinggi. Cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah menggunakan metode DASI MESI (Dua Sisi Mencari Solusi)  dengan prosedur guru memberikan contoh masalah konflik sosial, guru membentuk kelompok, setiap kelompok berdiskusi untuk membuat argumen mengenai solusi pemecahan konflik sosial, setiap kelompok berkesempatan untuk mengutarakan argumennya dan mempertahankan argumen tersebut bahwa solusinya adalah yang terbaik dibandingkan kelompok lain, dan guru membantu menyimpulkan solusi terbaik mana yang tepat mengatasi masalah secara khusus.