Perang Proxy Dalam Konflik Yaman

Main Article Content

Adriani Adriani
Hasaruddin Hasaruddin
Susmihara Susmihara

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan latar belakang terjadinya perang Proxy dalam konflik Yaman. Metode penelitian yang digunakan yaitu dikaji literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan topik pembahasan yaitu Perang Proxy dalam konflik Yaman. Hasil penelitian dan pembahasannya yaitu Perang Yaman dimulai pada tahun 2015 akibat konflik yang melibatkan pemerintahan Yaman dan kelompok bersenjata Houthi. Keduanya sama-sama mengklaim sebagai pemerintahan resmi Yaman. Saat ini kelompok Houthi berada dan mengendalikan ibu kota Sana’a, bersekutu dengan pasukan yang masih tetap setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan telah bentrok dengan pasukan yang juga setia kepada Hadi di Aden. AQAP (Al-Qaeda in the Arabian Peninsula) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIS) terlibat di dalam perang. AQAP menguasai wilayah-wilayah yang berada di pedalaman dan sepanjang bentang pesisir pantai. Perang Saudara Yaman (2015-sekarang) merupakan salah satu konflik yang dijuluki “krisis kemanusiaan terburuk” oleh PBB di tahun 2018 (PBB 2018). Perang Proxy dalam Konflik di Yaman saat ini banyak menelan korban yang tidak sedikit  sebanyak lebih dari 70.000 jiwa (ACLED 2019) dan lebih dari 3 juta penduduk Yaman harus mengungsi (unrefugees.org 2019), dengan situasi perang di Yaman yang melibatkan serangan udara dan blokade-blokade membuat semakin sulitnya mencari penghidupan di daerah-daerah asal para pengungsi tersebut. Serangan Houthi yang bersekutu dengan pasukan militer yang tetap setia kepada Ali Abdullah Saleh, mulai melakukan penyerangan ke Gubernuran Lahij pada 22 Meret 2015. Sampai pada akhirnya di 25 Maret, Lahij berhasil dikuasi oleh Houthi dan menguasai pinggiran Aden. Pada saat yang sama, Presiden Yaman melarikan diri dari Yaman. Negara-negara di Teluk Arab yang dipimpin oleh negara Arab Saudi melakukan kampanye. isolasi ekonomi dan serangan udara terhadap kelompok Houthi. Kampanye tersebut didukung oleh Amerika Serikat.Setelah kampanye yang dilakukan oleh militer Koalisi Arab, Hadi membatalkan pengunduran dirinya dan memutuskan kembali ke Aden pada September 2015 dan pertempuran masih terus berlanjut sejak saat itu. PBB tidak tinggal diam. Mereka melakukan pembicaraan damai dan berperan sebagai penengah antara gerilyawan Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. Akan tetapi pembicaraan tersebut terhenti pada 2016. Terdapat laporan jika pada Desember 2017, Hadi telah berada di pengasingan di Arab Saudi. Pada Juli 2016, kedua kelompok yang saling bersekutu yakni kelompok Houthi dan pemerintah mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang digulingkan pada 2011 setelah hampir 30 tahun berkuasa, mengumumkan bahwa telah terbentuk dewan politik untuk memerintah Sana’a dan sebagian besar Yaman Utara. Perang Yaman semakin parah dengan adanya intervensi kekuatan regional dari Iran dan negara-negara di teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi. Arab Saudi membentuk koalisi negara Arab untuk mengalahkan kelompok Houthi di Yaman pada tahun 2015. Sedangkan Amerika Serikat secara teratur melakukan penyerangan pada al-Qaeda dan ISIS di Yaman menggunakan serangan udara. Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga mengirim sejumlah kecil pasukannya di lapangan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Adriani, A., Hasaruddin, H., & Susmihara, S. (2024). Perang Proxy Dalam Konflik Yaman. J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah, 3(4), 1357–1361. https://doi.org/10.56799/jceki.v3i4.3911
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)