Potret Angkringan di Era Gempuran Coffeeshop

Authors

  • Satria Mahardika Tri Purnama Universitas Jember
  • Nauval Karyo Bisyafar
  • Nabil Reza Maulana

DOI:

https://doi.org/10.56799/jim.v2i6.1658

Keywords:

Angkringan, Coffeeshop, Kelas sosial

Abstract

Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak agama, ras, suku, budaya dan berbagai macam vegetasi alam yang berbeda beda pula di setiap wilayah yang tentunya sangat berpengaruh dalam mata pencaharian penduduknya dalam setiap wilayah. Wirausaha merupakan salah satu mata pencaharian yang  banyak di minati oleh berbagai kalangan di indonesia. Bukan tanpa sebab mengapa wirausaha memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan, tapi karena wirausaha dapat menghasilkan laba yang tidak memiliki batasan , flexibel dalam penggunaan waktu, dan tidak terikat orang lain yang artinya seseorang sebagai wirausahawan memungkinkan bebas dalam menentukan apa saja yang akan seorang wirausaha lakukan dalam mendirikan serta menjalankan usaha/bisnis tanpa terikat peraturan yang di buat orang lain.  Wirausaha sendiri yang sering di implementasikan di indonesia sendiri antara lain, membuka usaha coffeeshop, angkringan, membangun toko, jasa desain grafis, bisnis percetakan, dan masih banyak lagi. Angkringan dan coffeeshop merupakan dua jenis wirausaha yang sama sama menjual makanan dan minuman. Kedua jenis usaha tersebut juga identik dengan yang orang orang sebut dengan tenpat ngopi. Dengan adanya kedua tempat usaha tersebut juga dapat dijadikan sebagai sarana interaksi sosial yang tentunya berpengaruh dalam lingkup masyarakat, sebab terkadang kedua tempat tersebut dijadikan pelarian untuk melepas penat dari rutinitas yang melelah kan bagi beberapa orang yang tinggal di kota. Yang menarik adalah meskipun terdapat perbedaan keduanya dalam segi status sosialnya, tetapi kenapa angkringan yang memiliki kelas sosial lebih rendah dari coffeeshop mampu bersaing alam segi jumlah peminat yang dimiliki angkringan dan coffeeshop. Padahal coffeeshop yang pada dasarnya memiliki kualitas serta fasilitas yang di berikan lebih baik dari angkringan, tapi bagaimana angkringan yang lebih sederhana dan tradisional mampu mempertahankan jumlah peminatnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baiq Lily Handayani, D. S. (2022). STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT KAMPUNG MERAK SITUBONDO DI ENCLAVE AREA. Jurnal Analisa Sosiologi, 5.

Creswell, J. w. (2015). PENELITIAN KUALITATIF & DESAIN RISET. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR.

Dien Vidia Rosa, H. P. (2022). Montrase Ngopi Anak Muda . Surabya: Penta Sari Media .

Marx, K. (2004). CAPITAL 1. JAKARTA: Hasta Mitra .

Samsul Anam, W. S. (2013). BUDAYA KOPI Pengembangan Perkampungan Etnik Using dan Potensi Kuliner Berbasis Lokalitas . 7.

Downloads

Published

2023-05-16

How to Cite

Satria Mahardika Tri Purnama, Nauval Karyo Bisyafar, & Nabil Reza Maulana. (2023). Potret Angkringan di Era Gempuran Coffeeshop. ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(6), 2543–2558. https://doi.org/10.56799/jim.v2i6.1658

Issue

Section

Articles