Konsep Asma Al-Qur’An Dalam Al-Qur’An

(Analisis Semiotika Roland Barthes)

Authors

  • Khansa Hashifa Nabihati UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.56799/jim.v2i7.1708

Abstract

Tulisan ini membahas tentang makna konsep Asma’ Al-Qur’an kata al-Furq>an (QS. al-Furqa>n [25]: 1) dan al-Z}ikr (QS. al-Anbiya> [21]: 10) yang menjadi kajian cukup stagnan dalam buku-buku Ulumul Qur’an. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori semiotika Roland Barthes. Barthes menawarkan pendekatan semiotika berupa tahapan sistem linguistik atau makna denotasi dan sistem mitologi atau makna konotasi. Sistem linguistik pada kata al-Furqa>n dalam QS. al-Furqa>n [25]: 1 adalah pemisah atau pembeda. Sistem mitologi pada kata al-Furqa>n adalah pemisah sekaligus pembeda antara yang h}aqq dan ba>t}il., antara jalan petunjuk dan jalan keselamatan, antara yang halal dan haram, serta pemisah antara masa kemukjizatan indrawi material dengan kemukjizatan rasional. Sedangkan untuk kata al-Z}ikr dalam QS. al-Anbiya>’ [21]: 10, sistem linguistiknya adalah peringatan atau kemuliaan. Lalu sistem mitologinya berupa kitab yang mulia berisi peringatan agar para pembaca dan yang mengamalkannya juga turut menjadi mulia seperti halnya Al-Qur’an.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2023-05-21

How to Cite

Khansa Hashifa Nabihati. (2023). Konsep Asma Al-Qur’An Dalam Al-Qur’An : (Analisis Semiotika Roland Barthes). ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(7), 2652–2663. https://doi.org/10.56799/jim.v2i7.1708

Issue

Section

Articles