Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut di Puskesmas Kajen II Periode Januari-Desember 2020
DOI:
https://doi.org/10.56799/jim.v2i4.1422Keywords:
Antibiotik, Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut, RasionalitasAbstract
Pravelensi ISPaA (Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut) di Indonesia mencapai angka 25%, yang umumnya terjadi pada anak dan orang dewasa biasanya ditandai dengan gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan atau radang. Salah satu obat yang biasa digunakan untuk peresepan penyakit ISPA yaitu antibiotik. Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, sehingga penggunaannya harus rasional untuk menghindari terjadinya resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalitasan penggunaan antibiotik pada pasien yang di diagnosis ISPaA dengan melihat tepat indikasi, tepat obat, teat pasien, dan tepat dosis. Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan mengambil data secara retrospektif dari data rekam medis di Puskesmas Kajen II dengan sampel 98 data rekam medis yang terdiagnosis pasien ISPaA dengan pemberian antibiotik, pada periode Januari-Desember 2020. Yang akan dibandingkan dengan Permenkes RI No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Berdasarkan hasil yang diperoleh, jenis antibiotik pada pasien ISPaA yang paling banyak digunakan yaitu Amoxicilin tab 80,6%, dengan ketetapan obat yaitu tepat indikasi 38,8%, tepat pasien 33,7%, tepat obat 33,7%, dan tepat dosis 21,4%.
Downloads
References
Anonim, 2002, WHO Drug Information, Vol 16, No.3. Geneva: World Health Organization.
DepKes R.I., 2005, Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005. Tentang Kesehatan; Hal 1. Fisioterapi Indonesia.
Hafsari, Ramadhian, dan Saftarina, 2015, Gambaran Karakteristik Dan Pengetahuan Penderita ISPA Pada Pekerja Pabrik Di PT Perkebunan Nusantara IX (PERSEBO) Kebun Batujamus/ Karanganyar, Journal of Health Education, 3 (1).
Jalil, R., 2018, Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita. Puskesmas Kabangka Kab. Muna 2018
Kemenkes RI, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Mentri Kesehatan Republik Indonesia, Menkes RI, Jakarta.
Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar : RISKEDAS. Jakarta: Balitbang.
Kunoli, FJ, 2013, Pengantar Epidemologi Penyakit Menular untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans info media.
Misnadiarly, 2008, Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 8 No 3.
Oviariani, 2019. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA di Puskesmas Karangayu Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan STIKES Telogorejo, Vol XI No 2
Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehtan Masyarakat. Jakarta: Mentri Kesehatan RI.
Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Vol. 2. Jakarta: EGC. 2005.
Puspitasari HP, Aslani P, Krass 1, 2015, Chalenges in the management of chronic noncomunicaable diseases by indonesian community pharacists. Pharmacy Practice, 13,578.
Rizki, 2016, Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISPA di Beberapa Puskesmas Kota Samarinda, Jurnal Mulawarman Pharmaceutical Conference, Vol 4 (2016).
Rosana, 2016. Faktor Resiko Kejadian ISPA Pada Balita Ditinjau dari lingkungan dalam rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Blado 1.
Sugiarti tika, 2015, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014, Jurnal Pustaka Kesehatan Vol 3 No 2.
Suhandayani, Ike, 2006, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 3 No 2.
Supradi, surahman, 2014, Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi, Jakarta, Trans Indo Media.
Tandi, J., 2018, Kajian Peresepan Obat Antibiotik Penyakit pada ISPA anak di RSU Anutapura.
